Mbappé dan Tchouaméni Ucapkan Selamat kepada Dembele, sang Peraih Ballon d’Or 2025
Ketika nama Ousmane Dembélé diumumkan sebagai pemenang Ballon d’Or 2025 di Paris, suasana seakan berhenti sejenak. Banyak yang sempat mengira trofi akan jatuh ke tangan Mbappé atau Haaland, tapi justru Dembélé yang melangkah naik ke panggung. Di balik sorot lampu emas dan riuh tepuk tangan, ada cerita yang bikin momen ini jadi begitu dramatis.
Dari Ruang Medis ke Panggung Emas
Dembélé dulu dikenal dengan label yang bikin fans geleng kepala: pemain berbakat, tapi terlalu rapuh. Cedera demi cedera seakan jadi teman setianya. Namun musim 2024/2025 seperti kisah balas dendam seorang seniman lapangan hijau. Ia berubah dari “si kaca” menjadi pemain yang memecah kebuntuan, mencetak gol penentu, dan menghidupkan kembali imajinasi sepak bola indah.
Kini, trofi emas Ballon d’Or di tangannya jadi bukti bahwa kisah underdog bisa berakhir di puncak dunia.
Mbappé: Antara Kompetitor dan Sahabat
Kylian Mbappé, yang selama ini selalu diposisikan sebagai wajah baru sepak bola Prancis, berdiri paling depan memberi tepuk tangan. Alih-alih kecewa karena gagal membawa pulang trofi, ia malah tersenyum lebar.
“Orang-orang selalu bicara tentang saya dan Ballon d’Or. Tapi malam ini, dunia bicara tentang Ousmane. Dia layak mendapatkannya. Tak ada yang lebih pantas,” kata Mbappé.
Ucapan itu terdengar seperti pengakuan tulus dari seorang sahabat yang tahu betapa keras perjalanan Dembélé.
Tchouaméni: Inspirasi yang Tak Terlihat
Aurélien Tchouaméni memilih kata-kata sederhana tapi dalam. Baginya, kemenangan Dembélé bukan sekadar trofi, melainkan pesan kuat.
“Dia membuktikan bahwa sepak bola bukan cuma soal bakat, tapi juga soal sabar menunggu waktu. Semua orang yang pernah jatuh bisa belajar dari ceritanya,” ucap Tchouaméni.
Di ruang ganti timnas Prancis, Tchouaméni bahkan disebut-sebut jadi orang pertama yang mengangkat tangan Dembélé sambil berteriak, “Ini milikmu, Ousmane.”
Malam Prancis di Paris
Ballon d’Or 2025 tak cuma jadi momen pribadi bagi Dembélé, tapi juga pesta bagi sepak bola Prancis. Dari Zidane, Henry, Benzema, hingga Platini, kini giliran Dembélé melanjutkan tradisi emas itu. Dan yang membuatnya istimewa, kemenangan ini datang di kota kelahirannya sendiri—Paris.
Seakan dunia memberi kesempatan kepadanya untuk menutup lingkaran: dari anak muda yang penuh tanda tanya, menjadi pria yang membawa pulang trofi paling bergengsi.
Penutup Mbappé dan Tchouaméni
Dembélé mungkin bukan favorit awal, tapi justru itulah keindahan kisah ini. Ia mengajarkan bahwa sepak bola penuh dengan kejutan, dan bahwa tak ada label buruk yang bisa menghalangi seseorang mencapai puncak jika ia cukup keras kepala untuk terus berlari.
Malam itu, di bawah langit Paris, Mbappé dan Tchouaméni bukanlah dua bintang yang kalah bersinar, melainkan saksi hidup bahwa keberhasilan seorang sahabat bisa lebih indah daripada kemenangan pribadi saksikan kelanjutannya di sportsbooks live.





















